Lintas Berita Online-Berbagi Berita Aneh Unik dan Menarik Dari Berbagai Penjuru Dunia
Dengan berbagai cara yang dilakukannya, Malaysia terus mengincar para dosen dan peneliti Indonesia yang menguasai ilmu-ilmu dasar dan rekayasa untuk mau bekerja di Malaysia. Selain menawari dosen-dosen di program studi di perguruan tinggi Indonesia untuk mengajar dan meneliti di Malaysia, model tawaran lain yang kerap digunakan Malaysia untuk mendapatkan dosen-dosen Indonesia adalah dengan dengan menawarkan kerja sama riset.Keharusan menginduk pada dosen Malaysia membuat peneliti Indonesia hanya menjadi orang nomor dua atau peneliti pendamping.
-- Leonardo Gunawan
Kepala Pusat Diseminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Syahril mengatakan, Malaysia sangat aktif dalam menawarkan kerja sama riset dalam multidisiplin ilmu. Para peneliti Batan juga banyak yang menjadi pembimbing mahasiswa atau dosen Malaysia yang ingin memperdalam seputar nuklir.
Lintas Berita Online
”Malaysia memang menyiapkan basis kapasitas iptek dosen dan mahasiswanya cukup tinggi. Indonesia memang lebih dulu membangun infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia iptek, tetapi kini terbatas dananya,” katanya.Karena itulah, dosen-dosen ilmu-ilmu dasar dan rekayasa banyak diminati, seperti Matematika, Fisika, Kimia, Teknik Nuklir, Aeronautika dan Astronautika, Teknik Mesin, dan Teknik Material. Dengan ilmu-ilmu itu, Syahril yakin Malaysia memiliki rencana yang jelas untuk mengembangkan industri strategis mereka. |
Menurut Leonardo yang menolak tawaran bekerja ke Malaysia, gaji dan fasilitas yang diberikan Malaysia memang lebih baik dibandingkan dengan di Indonesia. Namun, dalam apresiasi keilmuan, para peneliti dan dosen Indonesia harus menginduk pada dosen Malaysia. Kondisi tersebut membuat peneliti Indonesia hanya bisa menjadi ”orang nomor dua” atau peneliti pendamping.
”Kalau di Indonesia, peneliti bisa bebas walau harus berebut dana penelitian yang peluangnya terbatas. Menjadi dosen dan peneliti di Indonesia dituntut memiliki kemampuan survival tinggi,” katanya. |
Walaupun dengan gaji dan fasilitas memadai, Hakim yang pernah bekerja meneliti di Jepang menilai bahwa apa yang diberikan Malaysia tidak terlalu istimewa. Negara-negara lain, seperti Jepang, juga memberikan gaji dan fasilitas yang sedikit lebih baik dibandingkan dengan Malaysia
sumber : forumkami.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar